Energi
alternatif terus dicanangkan pemerintah untuk mengatasi keterbatasan berbagai
energi yang saat ini terus menipis, seperti BBM, gas, dan berbagai energi
lainnya. Energi alternatif batubara merupakan energi yang masih dipakai sampai
saat ini karena terbukti hemat dan mudah didayagunakan. Bisa dibuat sebagai
briket sebagai bahan untuk memasak bagi ibu rumah tangga, dan juga untuk
keperluan pembakaran. Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar
fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk
dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui
proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen.
Awalnya
batubara dikenal pada saat revolusi Inggris dan sampai sekarang keberadaanya
terus eksis dengan berbagai kegunaan dan kerusakan yang dihasilkannya. Selama
ini kita seakan menutup mata akan dampak kerusakan yang dihasilkan dari
penggunaan batubara sebagai sumber energi. Siklus hidup batubara mulai dari
bawah tanah hingga ke limbah beracun yang dihasilkannya, biasanya disebut
sebagai rantai kepemilikan. Rantai kepemilikan ini memiliki tiga rantai
utama—penambangan, pembakaran, sampai ke pembuangan limbahnya. Setiap bagian dari
rantai ini, menimbulkan daya rusak yang harus ditanggung bumi dan manusia
didalamnya. Tentunya hal ini tidak bisa diperbaiki oleh bumi nmaupun manusia.
Potensi
sumberdaya batu bara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan
dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batu bara
walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti
di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi. Di Indonesia, batu bara
merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel fuel) yang telah umum
digunakan pada banyak industri, dari segi ekonomis batu bara jauh lebih hemat
dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai berikut: Solar Rp
0,74/kilokalori sedangkan batu bara hanya Rp 0,09/kilokalori, (berdasarkan
harga solar industri Rp. 6.200/liter).
Penambangan
batubara menimbulkan berbagai kerusakan dan ketidakseimbangan lingkungan
seperti erosi tanah, penggundulan hutan, kehilangan air , polusi udara,
ergusurnya tempat tinggal penduduk alami yang menimbulkan kongflik sosial.
Penambangan batubara besar-besaran mengikis habis tanah, menurunkan tingkat
permukaan air, dan menghasilkan jutaan ton limbah beracun,serta menggusur
masyarakat adat dari tempat hidupnya dari generasi ke generasi sepanjang
puluhan tahun bahkan ratusan tahun. Salah satunya ialah pulau Kalimantan yang
terus dieksploitasi batubaranya.
Berbagai
kerusakan akibat penambangan ini menimbulkan berbagai gangguan kesehatan
dikarenakan asap dari penambangan tersebut/PLTU. Dan juga pembuangan limbah
yang dilakukan secara sembarangan dan tidak memperhatikan sistem pembuangan
limbah yang sesuai pada lingkungan. Limbah pembakaran batubara sangat beracun,
dan membahayakan kesehatan masyarakat, tembaga, cadmium dan arsenic adalah
sebagian dari zat toksik yang dihasilkan dari limbah tersebut, yang
masing-masing memicu keracunan, gagal ginjal, dan kanker.
Polusi udara
akibat dari pembakaran batubara merusak mata pencaharian, menurunkan panen dan
memberi dampak buruk pada tangkapan ikan dan secara perlahan membunuh masyarakat.
Batubara adalah kutukan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar tambang
batubara dan di bawah bayang-bayang PLTU bertenaga batubara. Membakar batubara
juga mempercepat perubahan iklim yang akan berdampak pada masyarakat seluruh
negri. Indonesia adalah termasuk negara yang paling rentan dan yang paling
tidak siap dalam menghadapi perubahan iklim.
Pertambangan
yang ditinggalkan pasca dieksploitasi habis, meninggalkan segudang masalah
untuk lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Lubang-lubang raksasa, drainase
tambang asam, dan erosi tanah hanya sebagian dari masalah. Hamparan alam yang
rusak adalah adalah kondisi permanen yang tak akan pernah pulih , sekeras
apapun usaha yang dilakukan untuk mengembalikannya.
Sikap tegas
dan upaya untuk keluar dari ketergantungan energi kotor dan membahaykan
dampaknya bagi lingkungan harus segera disadari. Begitu banyak energi
alternatif yang bisa didayagunakan, contohnya seperti gejala alam dari energi
ombak, matahari, tumbuh-tumbuhan seperti tumbuhan jarak, sampah, dll. Energi
alternatif yang ramah lingkungan bukan tiudak mungkin menjadi salah satu energi
alternatif masa depan yang masih terus dikembangkan. Karena hal ini sangat
sulit aplikasinya mengingat keterbatasan dan berbagai kendala. Namun, dengan
usaha yang gigih, penelitian yang terus dilakukan dan tentunya dengan niat baik
untuk menjaga keutuhan lingkungan dan rumah hijau bumi kita semua pasti
terlaksana meski dalam jangka waktu yang lama.
Sumber :
http://www.pantonanews.com/721-batubara-adalah--energi-kotor-
